Saturday, February 11, 2012

Konsep Green Building

"lingkungan akan memberikan segala apa yang diiginkan dan dibutuhkan manusia, apabila manusia mengerti, menghormati, dan menyayanginya…". (Mc. Harg, Ian L., Design with Nature : 1967)

        Pada umumnya, sebuah bangunan menyerap energi dari lingkungan secara paksa (misalnya melalui penebangan pohon maupun pembebanan tapak akibat building coverage). Sementara itu, keluarannya hanya berupa energi yang tidak terbarui; diantaranya air kotor, sampah rumah tangga maupun energi buangan akibat peralatan mekanis). Akibatnya, dapat terjadi penurunan kualitas lingkungan.

Green building merupakan konsep desain yang dapat membuat bangunan menjadi sebuah sarana/masukan energi bagi sistem lain; dimana keberadaannya mampu memperbaiki dan membangkitkan sistem di sekitarnya secara berkesinambungan. Hal ini berarti, bangunan itu tidak hanya merupakan produk hasil akhir, namun dapat mengolah keluaran energinya sehingga bermanfaat bagi sistem lain dalam lingkungan itu.
gambar : www.melbourne.vic.gov.au
Sejalan dengan itu, konsep ini berkomitmen terhadap perancangan lingkungan binaan yang ramah lingkungan, baik di saat proses konstruksi maupun di masa purnahuni. Pendekatan green building terhadap komitmen ini ditempuh melalui beberapa cara, diantaranya perancangan tapak secara tepat; penghematan air; efisiensi penggunaan energi; pemilihan material; serta pengelolaan udara di dalam ruangan.


Konsep green building terintegrasi dengan konsep sustainable building; yaitu dengan meningkatkan efisiensi dari penggunaan semua sumberdaya energi melalui beberapa cara (Probo Hindarto : 2007), diantaranya :
  • Efisiensi penggunaan energi :
    1. memanfaatkan terang langit dan pencahayaan alami sinar matahari untuk mengurangi penggunaan listrik di siang hari; maupun penggunaan panel surya
    2. penggunaan ventilasi serta penghawaan silang untuk mengurangi penggunaan AC
    3. memanfaatkan air hujan untuk keperluan domestik serta untuk mengurangi run-off rain water dengan penggunaan sumur resapan

  • Efisiensi penggunaan lahan :
    1. Penggunakan lahan secara efisien, kompak dan terpadu sehingga meminimalisasi building coverage
    2. Analisa tapak untuk mencari kendala dan potensi tapak serta pengaruhnya terhadap organisasi ruang
    3. Desain terbuka untuk mengintegrasikan luar dan dalam bangunan

  • Inovasi pemaksimalan potensi hijau tanaman :
    1. Menghargai kehadiran tanaman existing; tidak mudah menebang pohon, sehingga tanaman tersebut dapat menjadi bagian dari bangunan
    2. Penggunaan taman atap, taman gantung maupun pagar tanaman, maupun greenery wall

  • Efisiensi penggunaan material :
    1. Penggunaan material yang masih berlimpah dan menghindari penggunaan material yang langka/jarang ditemui
    2. Penggunaan material dari sumberdaya lokal untuk mengurangi mobilitas angkut material dari dan menuju tapak
    3. Memanfaatkan material sisa/recycle
  • Penggunaan teknologi :
    1. Memanfaatkan potensi energi alamiah untuk menghasilkan energi baru untuk keperluan domestik maupun bangunan lain secara independen misalnya dengan penggunaan panel surya
  • Manajemen limbah :
    1. Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor sehinga tidak membebani sistem aliran air kota
    2. Membuat sistem dekomposisi limbah organik agar terurai secara alami dalam lahan
  • Dari segi estetika, filosofi GB adalah mengharmonisasikan bangunan dengan lingkungan alamiahnya serta dengan berbagai sumberdaya di sekeliling tapak. Kuncinya, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, adalah dengan menggunakan material dari sumberdaya lokal, mengurangi beban tapak, dan menciptakan energi daur ulang di dalam tapak.


    …kesadaran terhadap alam dan lingkungan adalah modal dasar dalam membangun peradaban dan menjaga masa depan dari kepunahan. Arsitek mempunyai kontribusi besar dalam melakukan sesuatu agar alam ini bisa lebih sustainable, tentunya dengan kapasitas dan kompetensi arsitekturnya… (Rachmat Fauzi, 2008)




     
    sumber: http://2uatitik.wordpress.com/2010/01/23/green-building/

    Tuesday, February 7, 2012

    greeen architecture building

    Perubahan iklim global (Global Warming) berpotensi menentukan arah perkembangan desain arsitektur pada tahun 2008, bahkan menjadi suatu kepedulian semua pihak, terutama para arsitek. Dengan demikian, arsitektur hijau (green architecture) dengan ciri bangunan gedung atau kawasan berkonsep ramah lingkungan yang sering disebut green building atau green development diperkirakan berkembang. Hal ini salah satu bentuk partisipasi para arsitek dalam upaya perbaikan iklim, peningkatan kawasan yang nyaman (comfort zone), dan pelestarian lingkungan.Dengan kata lain, arsitektur hijau dan semua hal yang mengedepankan sustainable architecture atau arsitektur yang berkelanjutan akan tetap mendominasi konsep arsitektur pada tahun depan dengan isu utama maksimalisasi penghijauan. Sebenarnya apa itu green architecture?? Green architecture adalah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal. Dijaman sekarang jarang ada contoh bangunan yang menggunakan pendekatan green architecture. Kita mungkin perlu melihat balik pada arsitektur vernakuler yang banyak mendukung pendekatan green architecture. Namun perlu disadari bahwa mendesain bangunan dengan pendekatan greean architecture bukan berarti kembali kepada tradisi tersebut. Hanya sikap terhadap pemilihan material dan sumbernya saja dari pendekatan arsitektur vernakuler yang perlu diakomodasi di masa depan. Analisis TS terhadap konsep dari green architecture Pertumbuhan pembangunan dikota-kota besar seperti Jakarta mengakibatkan jumlah ruang hijau semakin berkurang, tampak di setiap sudut kota bangunan-bangunan tinggi menjulang. Sedangkan didaerah pinggiran kota pembangunan perumahan real estate telah merubah bentuk bentang alam dan hanya menyisakan sedikit area tanah untuk ruang terbuka hijau dan itupun hanya untuk sekedar pertimbangan visual estetika. Oleh sebab itu perlu adanya penerapan dari konsep-konsep dari green architecture. berikut ini adalah konsep-konsep green architecture dari beberapa Negara di dunia:

    1. Giant Eco-Egg skyscraper: aconceptual luxury hotel (USA) Green hotel masa depan di USA dengan bentuk seperti telur raksasa, bangunan ini akan beroperasi seperti organisme hidup. Dengan menerapkan system saluran udara langsung melalui angin dan konversi sistem atmospheric yang memungkinkan masuknya aliran udara alam ke bagian dalam bangunan tanpa intervensi mekanis.
    2. Fukuoka Across (Jepang) Di kota Fukuoka, Jepang. Mereka memiliki sebuah bangunan yang disebut fukuoka across yang terlihat sangat berbeda dari dua sisi, satu sisi seperti sebuah bangunan kantor konvensional dengan dinding kaca, namun disisi lain terdapat atap yang besar dan bertingkat dengan sebuah taman. Teras taman tersebut mencapai 60 meter diatas tanah yang berisi 35.000 tanaman yang mewakili 76 spesies
    3. Green Rings City of Gwanggyo (Seoul, Korea) Bangunan tersebut baru rancangan yang dibuat oleh grup arsitektur asal belanda yang akan dibangun di Seoul, Korea Selatan. Bangunan tersebut direncanakan menjadi swasembada kota bagi 77.000 jiwa penduduk korea. Dari semua elemen dari pusat kota akan di desain seperti cincin, dan “dengan mendorong cincin ini kearah luar, setiap bagian dari bangunanakan menerima teras untuk kehidupan diluar ruangan.
    4. Green Hotel In Chinese Quarry (Shanghai, China) Bangunan ini mengunakan konsep dari arsitektur vernakuler yang merupakan pendekatan terhadap konsep green building yang dirancang guna mempercantik dan meminimalisasi dampak dari pemanasan global.
    5. Edge Green Complex (Singapura) Bangunan ini menggabungkan Array dari solar sel dalam tembok luar gedung. Pita seperti canopies juga dititip dengan thin-film solar-cells. Bangunan tersebut akan mulai dibangun pada pangkal bangunan dan memunculkan ketinggian timur dan barat dari menara. Mereka akan membentuk sebuah rangkaian jalur hiasan pada jendela vertical. Ini akan menyaring sinar matahari dan akan mengubah menara ke dalam rangkaian yang terhubung secara vertikal dengan ruang hijau.
    6. Gedung DPR/MPR (Jakarta, Indonesia) Meskipun masih diperbincangkan pembangunan gedung DPR/MPR yang baru karena memakan biaya sekitar Rp.1,168 Triliun rupiah. Konsep pembangunan tersebut telah melakukan pendekatan terhadap green building yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara di ibukota selain itu untuk memanfaatkan efisiensi lahan urug.
    Let's Save Our Planet, for the common good. Because we are God's creatures who need each other to live..