Thursday, January 5, 2012

Pomalaa, Organisasi Mahasiswa Daerah dan Politik Praktis

Beberapa hari yang lalu, ketika saya jalan jalan ke Kampus Unhas. Saya bertemu dengan seorang pemuda yang bernama Mirna (23) sedang menjabat sebagai ketua organisasi daerah berbasis mahasiswa yang bertempat tinggal di Kota Makassar. Dari Mirna saya mengetahui banyak tentang organisasi kedaerahan Mahasiswa atau biasa disebut Organda Mahasiswa.
Tujuan pembentukan Organda untuk mewadahi kepentingan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan perguruan tinggi di Kota Makassar. Salah satu kepentingan yang biasa diperjuangkan yakni permintaan untuk pembuatan asrama mahasiswa untuk memudahkan mahasiswa bermukim di Kota Makassar dan memperjuangkan Mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa dari pemerintahan di daerah.
Untuk menghidupkan suasana dalam internal organisasi, pengurus lembaga membuat program kerja berupa try out untuk menciptakan kader baru yang akan menempuh kuliah, acara silaturahmi dengan pemerintah untuk mempererat hubungan mahasiswa dan Pemerintah daerah, dan kegiatan olah raga untuk mempererat persatuan antar mahasiswa serta kegiatan lainnya.
Dalam melaksanakan kegiatan, Organda mahasiswa mengusulkan proposal kepada daerah untuk mendapatkan anggaran yang telah ditetapkan oleh Pemerintah melalui anggaran sosial.
Hubungan antara Pemerintah daerah dengan Organda mahasiswa tidak lain hanyalah hubungan masalah anggaran untuk memperkuat eksistensinya. hubungan antara mahasiswa dan masyarakat tidak pernah ada dengan dibuktikan tidak adanya kegiatan yang mahasiswa yang terkait dengan masyarakat didaerahnya.
Ketergantungan keuangan yang tercipta antara pemerintah dan mahasiswa, disebabkan karena ketidakmampuan Organda Mahasiswa untuk mencari anggaran lain selain dari Pemerintah daerah ataukah menciptakan usaha sendiri untuk memandirikan organisasi.
Selain itu, disebabkan karena tidak pahamnya Mahasiswa tentang alokasi anggaran yang seharusnya diperuntukkan bagi organisasinya, sehingga sering terjadi permainan dari pihak Sekertaris Daerah (Sekda) dengan tujuan untuk memegang penuh atau intervensi kepada organisasi mahasiswa kedaerahan agar bungkam dari sikap kritisnya yang terbentuk di Kampus masing masing.
Dengan kondisi yang saling tergantung, biasanya tercipta kongkalikong antara pengurus lembaga kemahasiswaan daerah dengan pemerintah daerah terutama dalam hal anggaran. Mahasiswa yang terlibat dalam kepengurusan kadang memanfaatkan kekuasaanya untuk mendapatkan uang tambahan demi membantu uang kiriman dari orang tuanya.
Dari beberapa kegiatan Organda mahasiswa hanyalah untuk memperkuat internal mereka seperti try out dll, disatu sisi melupakan hakekat mahasiswa sebagaimana yang tercantum dalam Tri Darma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Dari ketiga misi yang diemban oleh mahasiswa seharusnya menjadi item utama dalam melaksanakan kegiatan agar tercipta kesinambungan antara pengetahuan yang diperoleh dikampus dengan kegiatan organisasi kemahasiswaan kedaerahan, bukan malahan menjadikan organisasi mahasiswa sebagai ajang untuk menciptakan politik praktis dengan menghalalkan semua cara agar bisa memeras uang APBD dari hasil pajak rakyat.
Kegiatan konkrit yang bisa dilakukan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di kampus, misalnya dengan mengadakan kegiatan Penelitian Permasalahan yang dialami oleh warga di daerah masing masing. Kegiatan penelitian bisa membantu rakyat untuk berdaya dari kegilaan penguasa akan kebijakan yang tidak berpihak bukan malahan membantu Pemerintah daerah menindas kaum yang lemah.
Dari hasil penelitian yang dilakukan bisa menghasilkan uang dengan cara yang benar, bukan dengan cara kongkalikong, sebagaimana yang selama ini terjadi diinternal organda mahasiswa.

1 comment:

Unknown said...

revolusi kornarala...!!!